Solusi pengganti kemasan styrofoam – Bandar Lampung
Bandar Lampung – Banyak produsen makanan cepat saji dan restoran pesan-antar memilih styrofoam sebagai kemasan produk mereka karena styrofoam dianggap praktis, murah, dan memiliki ketahanan yang baik. Namun, sedikit yang menyadari bahwa penggunaan styrofoam dapat memiliki dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia yang terus-menerus mengkonsumsi makanan yang dibungkus dengan bahan ini. Apa sajakah bahaya yang mungkin terkandung dalam kemasan praktis ini?
Styrofoam sebenarnya adalah jenis plastik (polimer) yang sering digunakan sebagai wadah makanan dan minuman. Di dalamnya terkandung zat-zat kimia berbahaya bagi manusia, seperti benzene dan styrene, yang telah terbukti dapat meningkatkan risiko kanker.
Menurut World Health Organization (WHO), styrofoam mengandung komponen utama seperti benzene yang dapat dihasilkan dari bahan bakar minyak. Zat ini termasuk dalam empat senyawa yang dianggap sebagai penyebab kanker pada manusia, bersama dengan toluene, etilbenzena, dan xilena. Selain itu, ada juga kandungan styrene yang dapat berpotensi meningkatkan risiko kanker darah.
Tahukah Anda bagaimana zat kimia dalam styrofoam dapat terkontaminasi ke dalam makanan? Meskipun zat kimia tersebut tidak langsung larut ke dalam makanan, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti suhu makanan, lamanya kontak dengan wadah styrofoam, dan tingginya lemak dalam makanan. Semakin tinggi suhu makanan yang diwadahi oleh styrofoam, semakin besar kemungkinan zat styrene berpindah ke dalam makanan. Oleh karena itu, penggunaan styrofoam untuk makanan panas dan berlemak sangat tidak disarankan.
Selain berbahaya bagi kesehatan, styrofoam juga merugikan lingkungan. Bahan ini sulit terurai dan menjadi penyumbang utama terhadap pencemaran lingkungan di Indonesia. Sampah styrofoam dari non-rumah tangga mencapai 11,9 ton per bulan, sedangkan rumah tangga menyumbang 9,8 ton per bulan. Sampah styrofoam menyumbang sekitar 1,14% dari total sampah plastik yang dihasilkan setiap bulan. Sampah ini tidak mudah terurai atau didaur ulang, dan akhirnya menumpuk serta mencemari lingkungan. Jika dibuang ke sungai atau saluran air, styrofoam dapat menyumbat aliran air dan menyebabkan banjir.
Selain itu, styrofoam juga berkontribusi pada efek rumah kaca. Proses pembuatan plastik ini masih menggunakan senyawa berbahaya seperti Chloro Fluoro Carbon (CFC), yang merupakan penyebab efek rumah kaca.
Melihat banyaknya bahaya yang terkandung dalam penggunaan styrofoam, tampaknya jelas bahwa ini bukan lagi pilihan yang tepat untuk mengemas makanan, terutama makanan panas dan berlemak. Seharusnya kita beralih ke alternatif kemasan yang lebih aman untuk kesehatan dan lingkungan. WHO telah lama melarang penggunaan styrofoam di seluruh dunia, tetapi di beberapa negara, termasuk Indonesia, penggunaannya masih umum. Jadi, apa saja alternatif kemasan yang aman untuk makanan? Berikut beberapa pilihan yang dapat Anda pertimbangkan.
Kemasan Bahan Plastik Food Grade
Kemasan makanan yang terbuat dari plastik sering menjadi pilihan utama bagi banyak pelaku usaha dalam industri makanan. Alasannya adalah karena plastik memiliki ketahanan yang baik dan harganya terjangkau. Namun, penting untuk memastikan bahwa plastik yang digunakan termasuk dalam kategori food grade, yang berarti aman untuk digunakan dalam pengemasan makanan.
Bagaimana cara menentukan apakah sebuah plastik adalah food grade atau tidak? Plastik food grade biasanya memiliki kode tertentu yang tertera di bagian bawah wadah plastik. Kode-kode ini mencakup PETE/PET, HDPE, PVC, LDPE, PP, PS, atau kode “Other.” Jenis plastik tertentu, seperti PP (Polypropylene) atau LDPE (Low Density Polyethylene), aman digunakan berulang kali. Namun, jenis plastik lainnya hanya disarankan digunakan sekali karena tidak direkomendasikan untuk penggunaan ulang.
Jadi, ketika Anda memilih kemasan plastik untuk makanan Anda, pastikan untuk memeriksa kode plastiknya dan memastikan bahwa itu adalah jenis plastik food grade yang sesuai dengan standar keamanan makanan. Ini adalah langkah penting untuk menjaga kualitas dan keselamatan makanan yang Anda tawarkan kepada pelanggan Anda.
Kemasan Alumunium Foil
Kemasan alumunium foil adalah lembaran tipis dan padat yang terbuat dari logam alumunium dengan ketebalan sekitar 0.2 mm, mengandung sekitar 92% hingga 99% aluminium. Alumunium foil hadir dalam berbagai ukuran dan bentuk yang cocok untuk berbagai produk, terutama dalam konteks pengemasan makanan. Saat ini, banyak alumunium foil telah dilapisi dengan plastik, meningkatkan keamanan dan kekuatannya untuk produk makanan.
Sebagai bahan kemasan makanan, alumunium foil memiliki sifat-sifat yang bermanfaat, termasuk hermetis (mampu mencegah udara masuk), fleksibel, dan tidak tembus cahaya. Ini membuatnya sangat cocok untuk mengemas bahan-bahan berlemak dan makanan yang sensitif terhadap cahaya, seperti margarin dan yogurt. Ketika digunakan sebagai kemasan utama, alumunium foil efektif dalam mengemas produk makanan seperti daging, buah, dan makanan siap saji seperti kebab dan burger. Alumunium foil membantu menghambat masuknya oksigen yang dapat mengubah tekstur dan rasa makanan-makanan tersebut.
Kemasan Berbahan Karton box
Kemasan berbahan karton box adalah salah satu opsi yang umum digunakan selain plastik. Bahan dasar dari jenis kemasan ini terdiri dari satu atau beberapa lembar kertas kraft liner yang kemudian dilapisi dengan kertas medium, membentuk lapisan gelombang. Salah satu keunggulan utama kemasan karton box adalah ketebalannya yang mampu memberikan perlindungan yang baik terhadap produk yang ada di dalamnya. Kemasan ini efektif dalam menjaga produk makanan dari dampak buruk seperti paparan cahaya yang berlebihan, pengaruh udara, dan potensi kontaminasi bakteri. Hal ini membantu memperpanjang umur simpan makanan yang dikemas dengan baik dalam karton box. Dengan demikian, produk makanan yang Anda beli dan kemas dengan karton box dapat tetap segar dan aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih lama. Ini menjadikan kemasan berbahan karton box sebagai pilihan yang baik dalam upaya menjaga kualitas makanan dan mengurangi limbah plastik.
Kemasan Kertas
Kemasan berbahan kertas adalah salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk makanan cepat saji. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis kertas aman untuk digunakan dalam pengemasan makanan. Sebagai contoh, penggunaan kertas koran sebagai wadah pengemas makanan sangat tidak dianjurkan. Ini karena makanan panas dan berlemak dapat berisiko terpapar senyawa kimia yang terdapat dalam tinta cetak koran.
Namun, ada jenis kertas yang aman dan sesuai untuk pengemasan makanan. Menurut Adjidarmo, seorang Pengamat Industri Kertas, jenis kertas yang aman digunakan untuk pengemasan makanan adalah karton virgin fiber dan karton food grade. Karton food grade memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap minyak dibandingkan dengan karton virgin fiber. Kemasan pangan yang termasuk dalam kategori food grade diproduksi 100% dari bahan alami, sehingga berwarna putih, tidak memiliki bintik-bintik, dan bebas dari kandungan bakteri dan senyawa berbahaya seperti benzene dan styrene. Selain itu, kemasan kertas food grade juga lebih mudah terurai, sehingga lebih ramah lingkungan.
Jadi, jika Anda ingin menggunakan kemasan kertas untuk makanan cepat saji, pastikan Anda memilih kertas yang sesuai dengan standar food grade untuk menjaga keamanan makanan dan kesehatan konsumen.
Selamatkan Lingkungan dengan Lariss.id: Kemasan Ramah Lingkungan, Tanpa Styrofoam!
Kami di Lariss.id berkomitmen untuk menjaga planet kita. Ingin mengganti kemasan styrofoam dengan yang ramah lingkungan? Kami punya solusinya!
✅ Kemasan ramah lingkungan: Mengurangi limbah styrofoam. ✅ Berkualitas tinggi: Kemasan Lariss.id tidak hanya peduli lingkungan, tetapi juga memastikan produk Anda tampil sempurna.
Lakukan perubahan positif untuk lingkungan dengan Lariss.id! Mari tinggalkan styrofoam dan bersama-sama kita menjaga keberlanjutan planet kita. Hubungi kami sekarang! #KemasanRamahLingkungan #TanpaStyrofoam #Larissid #PenawaranSpesial #EkoFriendly
