-Bahan Kemas Primer
Bahan kemas ini tentu saja langsung bersentuhan dengan produk obat. Maka, kualitas dari jenis bahan kemas primer harus sangat baik dan aman. Jangan sampai jenis bahannya justru dapat bereaksi atau mencemari produk obat.
Terdapat dua jenis bahan kemas primer, yakni pemakaian untuk dosis tunggal dan dosis multi. Dosis tunggal maksudnya hanya konsumen makan sekali saja, contohnya sachet. Sementara, dosis multi bisa lebih dari sekali makan atau konsumsi, contohnya botol dan blister.
Bahan kemas primer yang paling banyak perusahaan farmasi pakai adalah blister. Kemasan ini terbuat dari plastik yang terlapisi aluminium agar mudah terbuka atau sobek oleh tangan. Terdapat juga film transparan untuk mempermudah konsumen melihat visual obat. Blister cocok untuk obat berbentuk padat seperti tablet.
Untuk obat berbentuk cair, pengemasan yang umum kita temui adalah berupa botol dan sachet. Khusus botol, kemasannya mesti sanggup menjaga produk dari sinar UV agar obat tidak mudah rusak.
-Bahan Kemas Sekunder
Berbeda dengan bahan kemas primer, bahan kemas selanjutnya ini jelas tidak bersentuhan langsung dengan produk obat. Bahan kemas sekunder memiliki fungsi menjaga kemasan primer. Jadi, dapat kita katakan juga sebagai proteksi ganda.
Misalnya, kotak dari obat batuk berbentuk botol atau box dari obat berkemasan blister. Adanya bahan kemas sekunder sangat membantu meningkatkan perlindungan obat agar tetap aman selama distribusi. Syarat utama dari bahan kemas sekunder adalah cukup kuat untuk membungkus obat dalam pengemasan primer.
-Bahan Kemas Tersier
Bentuk umum dari bahan kemas tersier adalah berupa karton atau box besar yang isinya berupa kemasan sekunder dalam jumlah tertentu. Fungsi utamanya adalah untuk menjaga proses distribusi obat tetap terjaga rapi sekaligus aman.
KEGUNAAN UNTUK PENGEMASAN DUS OBAT-Media penyimpanan yang berfungsi memproteksi stabilitas obat serta efikasinya
-Melindungi produk dari degradasi
-Media identifikasi obat
-Tempat mencantumkan berbagai informasi penting bagi konsumen
KARAKTERISTIK KEMASAN DUS OBAT
-Mampu memberikan proteksi maksimal terhadap obat dari faktor lingkungan seperti suhu dan kelembapan
-Punya fungsi sebagai barrier dari penetrasi gas
-Mencegah terjadinya oksidasi dan reduksi
-Menjaga dari kebocoran saat distribusi
Pencetakan bahan kemas yang mudah dan stabil
Kemasan pada produk obat menjadi faktor cukup krusial dalam industri farmasi. Pasalnya, obat merupakan produk yang wajib terjamin keamanannya saat konsumen makan atau minum. Pengemasan yang buruk jelas akan menurunkan kualitas obat, bahkan dapat membahayakan konsumen.
Dengan adanya banyak risiko dan potensi yang mudah merusak obat, perusahaan farmasi senantiasa berusaha menyediakan packaging obat yang aman. Apalagi sifat dan karakteristik obat berbeda-beda. Tidak semua obat cocok menggunakan satu jenis pengemas.
BERIKUT BEBERAPA ISTILAH YANG SERING MUNCUL PADA KEMASAN DUS OBAT
-KOMPOSISI DARI ISTILAHNYA
informasi dari kemasan dus obat ‘tiap tablet mengandung triamcinolone 4mg’. Tulisan ini memiliki arti bahwa setiap tablet berisi zat bernama triamcinolone yang kandungannya sejumlah 4mg.
-FARMAKOLOGI
tentang bagaimana obat tersebut akan bekerja. Buat konsumen, mungkin informasi ini enggak terlalu penting. Keterangan farmakologi biasanya lebih ditujukan untuk tenaga medis yang menggunakan obat untuk pemakaian tertentu.
-INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Indikasi merupakan suatu kondisi yang menandakan pasien harus meminum obat tersebut. Misalnya, indikasi: maag, berarti obat tersebut khusus pasien yang sedang terkena penyakit maag. Sebaliknya , kontraindikasi: alergi, berarti orang yang memiliki alergi enggak boleh meminum obat ini.
-DOSISI DAN ATURAN
perhatikan sebelum mengkonsumsi obat. Melalui bagian ini, kamu akan mengetahui informasi tentang cara pemakaian obat dan seberapa banyak obat yang perlu kamu konsumsi. Takaran obat tersebut biasanya ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami, namun menggunakan perhitungan angka. Misalnya pada komposisi tertulis ‘tiap tablet mengandung ciprofloksasin 500 mg. Sementara pada bagian dosis tertulis ‘250mg 2 kali per hari’. Nah, berarti untuk mendapatkan 250 mg kamu hanya perlu meminum obat ½ tablet saja.
Informasi tambahan, jika kamu membeli obat antibiotik dan tertulis minimum 3 kali sehari, maka kamu harus benar-benar membaginya dalam 24 jam, berarti kamu minum obat setiap 8 jam sekali. Misal kamu minum obat jam 7 pagi, berikutnya kamu minum obat lagi jam 3 sore, selanjutnya jam 11 malam.
-PERINGATAN DAN PERHATIAN
Peringatan merupakan kalimat yang memperingatkan pasien sebelum mengonsumsi obat. Perhatian adalah kalimat yang memberikan anjuran kepada pasien supaya diawasi selama mengonsumsi obat. Pada bagian ini biasanya diberi informasi mengenai efek samping dari penggunaan obat.
-INTERAKSI OBAT
sebuah informasi tentang obat-obat tertentu yang enggak boleh dikonsumsi bersamaan dengan obat yang ada di brosur, karena bisa menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatanmu. Kalau ada tulisan ‘interaksi paracetamol’ artinya selama mengonsumsi obat tersebut kamu enggak boleh minum paracetamol.